Secara
kasat mata, perut merupakan bagian dari tubuh manusia yang mempunyai peranan
penting dalam pencernaan. Namun, terlepas dari itu semua, ternyata perut juga
sumber dari segala derita.
Dari
perut itulah semuanya bermula. Dari yang miskin sampai kaya, dari yang kurus
sampai gendut, dari yang islam sampai non muslim. Semuanya berawal dari perut,
dan ujung-ujungnya kembali ke perut.
Kenapa
begitu? Karena memang itulah adanya. Coba kita bayangkan, orang miskin, ketika
ia tidak punya uang untuk membeli makanan. Maka kemungkinan besar ia akan
kelaparan. Begitu juga sebaliknya. Orang kaya, akan berlomba-lomba untuk
mengumpulkan hartanya agar dia tidak kelaparan. Keduanya berujung pada perut.
Kemudian,
orang yang kurus disebabkan karena kekurangan makanan, sedangkan orang yang gendut
karena kelebihan makanan. Berbeda dengan artis yang memang selalu mengutamakan
fashion, dengan iming-iming perut langsing. Banyak dari mereka yang rela
merogoh kocek dalam-dalam. Semuanya kembali kepada perut.
Dan
masih soal perut, ternyata sesuatu yang dianggap indah pada cowok adalah
apabila ia memiliki perut yang sixtpack, sejalan dengan itu, perempuan
akan terlihat anggun dan diidolakan banyak orang ketika perutnya langsing. Ini
dibuktikan dengan adanya kontes kecantikan di ajang Miss Universe.
Di
dalam Islam, perut juga menjadi suatu kajian yang menarik. Misalnya saja Nabi
Muhammad, untuk mengurangi rasa lapar beliau selalu mengganjal perutnya dengan
menggunakan batu, yang melambangkan sebuah kesederhanaan. Lalu di dalam sebuah
hadits Rasulullah juga menyatakan bahwa perut itu sepertiga-nya untuk makan, sepertiga-nya
untuk minum, dan sepertiga-nya lagi untuk bernafas.
Di sisi
lain, disadari atau tidak, akar dari semua persoalan-persoalan besar di negeri
ini ujung-ujungnya adalah perut. Seperti kasus korupsi yang menyeret sederetan
tokoh terkemuka, muaranya kepada perut. Karena di perut, hampir seluruh bentuk
konsumerisme terkuasai. Kalau dianalogikan, perut adalah baju masalah dan raja
dari semuanya.
Di
perutlah terdapat simbol eksploitasi seks. Karena nafsu pada dasarnya berasal
dari perut. Dan semua aktivitas kita mulai dari bekerja sampai ibadah, hampir
semuanya dikendalikan oleh perut.
Namun,
tidak ada masalah yang tidak terselesaikan. Intinya, di perut pula bergantung
spiritualitas. Apabila kita melakukan sesuatu yang baik dengan niat yang baik
pula, maka yang kita dapatkan dari perut adalah energi yang positif. Begitu
juga sebaliknya.
Misalnya
puasa, dengan niat yang baik dan untuk ibadah kepada Allah. Maka selain menahan
lapar, puasa juga menahan nafsu pada diri kita. Dan tidak ketinggalan pula,
bahwa Allah dalam merayu hambanya untuk beribadah, balasannya ditujukan kepada
hal-hal yang mengarah kepada perut. Atau dengan kata lain, kosmologi surga Tuhan
itu tentang perut.
0 comments:
Post a Comment