Saturday 25 May 2013


PARODI PERUT MANUSIA

Secara kasat mata, perut merupakan bagian dari tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pencernaan. Namun, terlepas dari itu semua, ternyata perut juga sumber dari segala derita.

Dari perut itulah semuanya bermula. Dari yang miskin sampai kaya, dari yang kurus sampai gendut, dari yang islam sampai non muslim. Semuanya berawal dari perut, dan ujung-ujungnya kembali ke perut.

Kenapa begitu? Karena memang itulah adanya. Coba kita bayangkan, orang miskin, ketika ia tidak punya uang untuk membeli makanan. Maka kemungkinan besar ia akan kelaparan. Begitu juga sebaliknya. Orang kaya, akan berlomba-lomba untuk mengumpulkan hartanya agar dia tidak kelaparan. Keduanya berujung pada perut.

Kemudian, orang yang kurus disebabkan karena kekurangan makanan, sedangkan orang yang gendut karena kelebihan makanan. Berbeda dengan artis yang memang selalu mengutamakan fashion, dengan iming-iming perut langsing. Banyak dari mereka yang rela merogoh kocek dalam-dalam. Semuanya kembali kepada perut.

Dan masih soal perut, ternyata sesuatu yang dianggap indah pada cowok adalah apabila ia memiliki perut yang sixtpack, sejalan dengan itu, perempuan akan terlihat anggun dan diidolakan banyak orang ketika perutnya langsing. Ini dibuktikan dengan adanya kontes kecantikan di ajang Miss Universe.

Di dalam Islam, perut juga menjadi suatu kajian yang menarik. Misalnya saja Nabi Muhammad, untuk mengurangi rasa lapar beliau selalu mengganjal perutnya dengan menggunakan batu, yang melambangkan sebuah kesederhanaan. Lalu di dalam sebuah hadits Rasulullah juga menyatakan bahwa perut itu sepertiga-nya untuk makan, sepertiga-nya untuk minum, dan sepertiga-nya lagi untuk bernafas.
Di sisi lain, disadari atau tidak, akar dari semua persoalan-persoalan besar di negeri ini ujung-ujungnya adalah perut. Seperti kasus korupsi yang menyeret sederetan tokoh terkemuka, muaranya kepada perut. Karena di perut, hampir seluruh bentuk konsumerisme terkuasai. Kalau dianalogikan, perut adalah baju masalah dan raja dari semuanya.

Di perutlah terdapat simbol eksploitasi seks. Karena nafsu pada dasarnya berasal dari perut. Dan semua aktivitas kita mulai dari bekerja sampai ibadah, hampir semuanya dikendalikan oleh perut.

Namun, tidak ada masalah yang tidak terselesaikan. Intinya, di perut pula bergantung spiritualitas. Apabila kita melakukan sesuatu yang baik dengan niat yang baik pula, maka yang kita dapatkan dari perut adalah energi yang positif. Begitu juga sebaliknya.

Misalnya puasa, dengan niat yang baik dan untuk ibadah kepada Allah. Maka selain menahan lapar, puasa juga menahan nafsu pada diri kita. Dan tidak ketinggalan pula, bahwa Allah dalam merayu hambanya untuk beribadah, balasannya ditujukan kepada hal-hal yang mengarah kepada perut. Atau dengan kata lain, kosmologi surga Tuhan itu tentang perut.

0 comments:

Post a Comment