Karakteristik Skala Psikologi - Sebagai alat ukur, skala psikologi memilik karakteristik khusus
yang membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti
angket (questionnaire), daftar isian, inventori, dan lain-lainnya.
Meskipun dalam percakapan sehari-hari biasanya istilah skala disamakan
saja dengan istilah tes namun (dalam pengembangan instrumen ukur)
umumnya istilah tes digunakan untuk penyebutan alat ukur kemampuan kognitif
sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur aspek
afektif.
Oleh karena itu, dapat diuraikan beberapa di antara karakteristik
skala sebagai alat ukur psikologi, yaitu:
1.
Stimulusnya
berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang
hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang
bersangkutan. Dalam hal ini, meskipun subjek yang diukur memahami pertanyaan
atau pernyataannya namun tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh pertanyaan
yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan akan tergantung pada interpretasi
subjek terhadap pertanyaan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif,
yaitu berupa proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya.
2.
Dikarenakan
atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator
perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem,
maka skala psikologi selalu berisi banyak aitem. Jawaban subjek selalu terhadap
satu aitem baru merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai atribut yang
diukur, sedankan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai
bila semua aitem telah direspons.
3.
Respons
subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua
jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.
Hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.
Kedua karakteristik tersebut di atas oleh Cronbach (1970) disebut
sebagai ciri pengukuran terhadap performansi tipikal (typical performance),
yaitu performansi yang menjadi karakter tipikal seseorang dan cenderung
dimunculkan secara sadar atau tidak sadar dalam bentuk respons terhadap
situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi. Dalam penerapan
psikodiagnostika, skala-skala performansi tipikal digunakan untuk pengungkapan
aspek-aspek afektif seperti minat, sikap, dan berbagai variabel kepribadian
lain semisal agresivitas, self-esteem, locus of control, motivasi
belajar, kepemimpinan, dan lain sebagainya.
ARTIKEL TERKAIT :
Guna mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, penelitian ilmiah
mensyaratkan penggunaan prosedur pengumpulan data yang akurat dan objektif.
Pada pendekatan penelitian kuantitatif, data penelitian hanya akan dapat diinterpretasikan
dengan lebih objektif apabila diperoleh lewat suatu proses pengukuran yang di
samping valid dan reliabel, BACA SELENGKAPNYA.
0 comments:
Post a Comment